EDIBLECHALK - Informasi Seputar Pendidikan Seni

Loading

Tasawuf dalam Seni Sastra: Perspektif Keagamaan dan Kemanusiaan

Tasawuf dalam Seni Sastra: Perspektif Keagamaan dan Kemanusiaan


Tasawuf dalam Seni Sastra: Perspektif Keagamaan dan Kemanusiaan

Tasawuf dalam seni sastra merupakan salah satu bahasan yang menarik untuk dieksplorasi. Tasawuf sendiri merupakan cabang dari agama Islam yang mengajarkan tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan melalui pengalaman spiritual. Ketika kita membicarakan tasawuf dalam seni sastra, kita akan menemukan bahwa ada banyak nilai keagamaan dan kemanusiaan yang terkandung di dalamnya.

Menurut Prof. Dr. Asep Saepudin Jahar, seorang pakar tasawuf dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, tasawuf dalam seni sastra merupakan bentuk ekspresi spiritual manusia yang diwujudkan dalam karya-karya sastra. “Tasawuf dalam seni sastra tidak hanya sekadar menyampaikan pesan agama, tetapi juga mengajak manusia untuk merenungkan arti kehidupan dan hubungan dengan sesama,” ujar Prof. Asep.

Dalam perspektif keagamaan, tasawuf dalam seni sastra dapat diinterpretasikan sebagai upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui karya-karya sastra yang sarat dengan nilai-nilai spiritual. Seperti yang diungkapkan oleh Jalaluddin Rumi, seorang sufi terkenal dari Persia, “Melalui seni sastra, manusia dapat mencapai pencerahan dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kebesaran Tuhan.”

Sementara itu, dalam perspektif kemanusiaan, tasawuf dalam seni sastra mengajarkan tentang pentingnya kasih sayang, empati, dan toleransi dalam hubungan antar manusia. Seperti yang dikatakan oleh Ibn Arabi, seorang filosof dan sufi terkemuka asal Spanyol, “Kemanusiaan sejati adalah ketika seseorang mampu melihat keindahan Tuhan dalam setiap insan, tanpa terkecuali.”

Dengan demikian, tasawuf dalam seni sastra bukan hanya sekedar bentuk pengabdian spiritual kepada Tuhan, tetapi juga merupakan sarana untuk memperkuat hubungan antara manusia dengan Tuhan serta antar sesama manusia. Sebagai seorang penikmat seni sastra, mari kita mendalami nilai keagamaan dan kemanusiaan yang terkandung dalam setiap karya sastra yang kita baca. Karena, seperti yang dikatakan oleh Jalaluddin Rumi, “Di dalam diri manusia terdapat keajaiban yang tak terbatas, dan seni sastra adalah salah satu bentuk ekspresi dari keajaiban itu.”

Sumber:

1. Prof. Dr. Asep Saepudin Jahar, “Tasawuf dalam Seni Sastra: Perspektif Keagamaan dan Kemanusiaan”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Jalaluddin Rumi, “The Essential Rumi”, translated by Coleman Barks.

3. Ibn Arabi, “Ibn Arabi: The Meccan Revelations”, translated by Michel Chodkiewicz.