Merawat Seni Sastra dan Aksara sebagai Bentuk Cinta pada Budaya Kita
Merawat Seni Sastra dan Aksara sebagai Bentuk Cinta pada Budaya Kita
Pentingnya merawat seni sastra dan aksara sebagai bentuk cinta pada budaya kita tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam perkembangan zaman yang semakin modern ini, keberadaan seni sastra dan aksara seringkali terabaikan oleh masyarakat. Padahal, kedua hal tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya nenek moyang kita.
Seni sastra, seperti yang diungkapkan oleh Prof. Sapardi Djoko Damono, adalah cermin dari kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, kita dapat memahami nilai-nilai budaya, sejarah, dan identitas suatu bangsa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus merawat dan melestarikan karya sastra sebagai bagian dari cinta pada budaya kita.
Aksara, atau huruf dan tulisan, juga memiliki peran yang sangat penting dalam budaya kita. Menurut Prof. Harry Poerwanto, aksara adalah lambang kearifan lokal dan identitas suatu bangsa. Dengan merawat aksara, kita tidak hanya mempertahankan warisan budaya, tetapi juga membangun rasa bangga akan identitas kita sebagai bangsa Indonesia.
Namun, sayangnya, banyak dari kita yang terlalu fokus pada hal-hal yang bersifat materi, sehingga melupakan pentingnya merawat seni sastra dan aksara. Kita perlu mengubah mindset kita dan mulai menghargai warisan budaya kita sebagai bagian dari cinta pada budaya kita.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, “Tanah air adalah sebaik-baik tempat yang dapat ditinggali oleh manusia, jika kita tahu merawatnya.” Oleh karena itu, mari kita mulai merawat seni sastra dan aksara sebagai bentuk cinta pada budaya kita. Dengan begitu, kita akan mampu mempertahankan warisan budaya nenek moyang kita untuk generasi-generasi selanjutnya.